Rabu, 14 Januari 2015

Maskapai "Bandel" melakukan penerbangan di luar jadwal


Di balik musibah kecelakaan yang menimpa salah satu pesawatnya, maspakai AirAsia ternyata telah melakukan pelanggaran. Maskapai dengan moto "Now Everyone Can Fly" itu melakukan penerbangan di luar jadwal yang telah disetujui. Oleh karenanya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menjatuhkan sanksi berupa pembekuan sementara khusus untuk rute Surabaya-Singapura.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, JA Barata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan pembekuan sementara rute tersebut berlaku sejak 2 Januari 2015 hingga keluarnya hasil evaluasi dan investigasi atas jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu 28 Desember 2014 lalu. Barata mengatakan pembekuan sementara tersebut tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. AU. 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tanggal 2 Januari 2015.

"Hal yang melatarbelakangi pembekuan izin rute Indonesia AirAsia tersebut adalah karena PT Indonesia AirAsia telah melakukan pelanggaran persetujuan rute yang diberikan," katanya.

Dia menjelaskan pada Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015, bahwa rute Surabaya-Singapura pp yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah sesuai dengan jadwal penerbangan pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.

Namun, lanjut dia, pada pelaksanaannya penerbangan PT Indonesia AirAsia rute Surabaya-Singapura pp dilaksanakan di luar izin yang diberikan, yaitu antara lain pada hari Minggu. Menurut Barata, hal tersebut merupakan pelanggaran atas persetujuan rute yang telah diberikan.

"Dan pihak Indonesia AirAsia tidak mengajukan permohonan perubahan hari operasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara," paparnya.

Atas hukuman ini, Barata meminta pihak AirAsia mengalihkan penumpang yang terlanjur memiliki tiket penerbangan PT Indonesia AirAsia rute Surabaya-Singapura pp ke penerbangan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, Direktur Keselamatan dan Keamanan AirAsia Indonesia, Kapten Achmad Sadikin mengaku belum menerima surat pembekuan sementara izin rute Surabaya-Singapura dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

"Hingga malam ini (Jumat) saya belum menerima surat itu sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan masalah izin pembekuan. Dan nanti akan saya baca dulu apabila telah diterima suratnya," kata Sadikin dalam keterangan persnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat malam.

Ia mengaku tidak mengetahui masalah pembekuan perizinan rute Surabaya-Singapura PP, sehingga tidak berani berkomentar banyak, meski didesak sejumlah wartawan.

tragedi AirAsia QZ8501, Minggu 28 Desember, memicu kecurigaan praktik penyelewengan izin terbang tumbuh subur. Indikasinya, maskapai berbiaya murah itu terbang dari Surabaya ke Singapura di luar jadwal ditetapkan otoritas penerbangan.

Seharusnya, AirAsia menerbangi rute itu pada Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Faktanya, maskapai favorit backpaker itu beberapa kali terbang Rabu, Jumat, dan Minggu.

Atas dasar itu, Jonan meminta inspektorat jenderal menginvestigasi lima otoritas bandara. Masing-masing di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta), Medan (Kualanamu), Surabaya (Juanda), Makassar (Hasanuddin), dan Denpasar (Ngurah Rai).

Hasilnya, pembekuan 61 rute milik lima maskapai penerbangan nasional karena kedapatan melanggar izin. Perinciannya, 35 rute milik Lion Air, 18 rute Wings Air, 4 rute Garuda Indonesia, 3 rute Susi Air, dan 1 rute TransNusa.

Terkait itu, Jonan menyarankan penumpang terlanjur membeli tiket untuk rute dibekukan meminta pertanggungjawaban ke maskapai bersangkutan.

Dampak dari pelanggaran tersebut yaitu semakin carut-marut lalu-lintas udara Indonesia yang dapat mengakibatkan ketidak-efesienan pelayanan penerbangan.

Untuk itu perlu dukungan dari segala pihak untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin agar dapat memberikan pelayanan yang efesien untuk para penggunanya.



Daftar Pustaka :
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54a71f1f8d9ee/terbang-di-luar-jadwal--air-asia-dihukum
http://www.merdeka.com
http://wartanusantara2013.blogspot.com/2015/01/jonan-pelanggaran-izin-tak-mungkin.html

Kamis, 08 Januari 2015

DAMPAK GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL & BUDAYA


Dan Cara Membentengi Diri dari Dampak Globalisasi




Globalisasi di era modern ini, dimana informasi dapat cepat menyebar kepenjuru dunia.  Dapat mempengaruhi bagian-bagian dalam suatu negara, misalnya ekonomi, pendidikan, IPTEK, sosial budaya dan lain lain. Bahkan semua orang dapat merasakan efek dan pengaruh yang dibawa Globalisasi. Pengaruh positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun selain pengaruh positif, juga terdapat pengaruh negatif yang berbahaya bagi kehidupan berbangsa. Sebelum membahas dampak positif maupun negatif Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya. Ada baiknya kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan globalisasi.

A.    Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti "dunia". Secara harfiah globalisasi bisa diartikan sebagai proses mendunia. Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya merupakan proses sosialisasi & pertukaran budaya antar bangsa yang melintasi batas Negara.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat  untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan menghapus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Pengertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya. Ada empat faktor pendukung munculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya teknologi, telekomunikasi, transportasi dan adanya integrasi ekonomi. Namun meski hanya empat faktor pendukung, dampak globalisasi merambat pada segala sektor yang ada

B.     Dampak Globalisasi Bidang Sosial Budaya

         1.      Dampak Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Pengaruh Globalisasi bidang Sosial Budaya yang paling dapat kita rasakan adalah “Masuknya Budaya Barat” (westernisasi). Budaya barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia khusunya Indonesia yang dianggap Budaya Timur. Di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat masuk  melalui media internet, tv, ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak anak-anak muda di Indonesia. Hal ini saling berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.

Bagi Bangsa IndonesiaMasuknya Budaya Barat dapat menyebabkan:

a.       Akulturasi
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
Aculturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.

b.      Sikap Meniru

         Meniru perilaku yang buruk

Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antar pelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.

         Meniru Idola

Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/actor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/actor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
                                                                             
         Cara berpakaian

Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan  adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.

         Sekularisme

Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaanDalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.

Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi bidang sosial budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu “Kemajuan IPTEK”. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya hidup yang :

c.       Individualistis

Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.

d.      Pragmatisme

Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri.  Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong dalam hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja.

e.       Materialisme

Materialsme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. materialisme adalah kecenderungan untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai intelektual.
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia. Jika ada kata benda berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah paham atau aliran.
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori materialisme termasuk paham ontologi monistik. Materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada tuhan (Allah) atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada Penggerak Pertama atau Sebab Pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
Jadi materialism tidak mengakui adanya tuhan dan berpikir bahwa semua di dunia ini hanya materi. Ini bertentangan dengan nilai agama di Indonesia dimana agama mengatakan ada entitas selain entitas material yaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta meyakini adanya tuhan (Allah).


f.   Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. bagi para penganut paham ini, bersenang senang, pesta pora, dan berpoya- poya merupakan tujuan utama hidup, entak itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.

g.       Konsumerisme

Konsumerisme merupakan paham dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian tersebut tidak semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

            h.     Perubahan Pola Kerja

          Kemajuan teknologi membawa dampak baru bagi masyarakat, yaitu industri-industri yang maju dan modern. Industri yang didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi jelas me muncul kan nilai keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, banyak lahan pertanian yang berubah menjadi pabrik maupun perkantoran modern. Anak-anak para petani tidak lagi mau menjadi petani, karena bertani kurang dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dibanding-kan dengan bekerja dalam sektor industri.Pemenuhan tenaga kerja dan berkembangnya tingkat kebutuhan masyarakat akhirnya mendorong perempuan untuk bekerja di luar rumah. Hal itu dulu dianggap tabu bagi wanita. Bahkan, ada beberapa perempuan menunda pernikahan atau menunda kehamilannya atau kalaupun ia melahirkan ia ingin cepat-cepat kembali dalam dunia kerja. 

             Bekerjanya para perempuan di luar rumah membawa dampak terhadap fungsi dan peran orang tua di rumah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan yang besar dalam bentuk dan pola tata kerja. Pada saat ini ada kecenderungan orang untuk tidak bekerja lagi di kantor, tetapi bekerja di rumah dengan menggunakan fasilitas teknologi komunikasi, seperti internet. Pada saat ini kesuksesan tiap-tiap individu dalam mendapatkan pekerjaan harus didukung oleh keterampilan dan pengetahuan yang luas terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

      2.      Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.

a.       Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b.      Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

Dengan semua dampak dampak globalisasi diatas adakah cara agar kita membentengi diri agar terhindar dari dampak dampak negative dari globalisasi sendiri? Ada.

C. Cara Membentengi Diri dari Dampak Globalisasi

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebail-baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-             benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

KESIMPULAN

Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, pragmatism, hedonism, matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan membuat lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, & kesetiakawanan sosial serta nilai-nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya.

     Kita dapat menekan dampak negatif dari globalisasi dengan menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sebesar apapun pengaruh globalisasi kita dapat menyerap hal-hal positif untuk kebaikan bangsa dan negara.


Daftar Pustaka :
http://www.academia.edu/6698254/Dampak_Globalisasi_Di_Bidang_Sosial_dan_Budaya
http://www.seputarpendidikan.com/2014/08/globalisasi-dalam-bidang-sosial-budaya.html
http://www.slideshare.net/isahbella_m/globalisasi-pertahanan-dan-keamanan

Sumber Gambar :
http://accelerateit.com/wp-content/uploads/2013/06/globalization-globe.jpg